1 Menginap di homestay Rumah Gadang. Lihat Foto. Homestay Rumah Gadang di Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu di Tanah Datar, Sumatera Barat. (Dok. Jadesta Kemenparekraf) Dari sekian banyak rumah gadang yang ada di Kampuang Minang Nagari Sumpu, terdapat tiga rumah gadang yang dijadikan homestay dan siap menerima wisatawan untuk DiSumatera Selatan, ada rumah-rumah tradisional Suku Besemah yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Rumahrumah ini telah berdiri selama lebih dari 400 tahun - yang lalu. Pemikiran terhadap konstruksi yang unik dari orangorang di masa lalu untuk membuatnya - mampu bertahan terhadap gempa. Hal inilah yang memotivasi kami untuk melakukan Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah tradisional sumatra utara. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di RumahAdat Sumatera Utara – Sumatera Utara tak hanya tentang Danau Toba sebagai danau terluas di Indonesia. Masih banyak kekayaan budaya lain dari provinsi ini diantaranya rumah Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah tradisional sumatera selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul 6Alasan Rumah Tradisional Indonesia Ternyata Tahan Gempa, Kearifan Lokal yang Terlupakan. By Dodiek Dwiwanto. May 16 2022. 10. May. Mengenal Rumah Adat Honai Papua. Mulai dari Ciri Khas, Jenis, Fungsi, hingga Fakta Menariknya. By Maskah Alghofar. May 10 2022. pyLEr1S. - Sumatera Selatan Sumsel merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera dengan ibukota di Palembang. Rumah Limas adalah nama rumah tradisional Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai atap seperti limas. Rumah Limas terdapat berbagai macam komponen, seperti kerangka, atap, dinding, lantai, pintu dan tiang dari buku Sumatera Selatan memasuki era pembangunan jangka panjang tahap kedua 1993, biasanya rumah limas didirikan di tepi sungai dengan menghadap ke barat yang disebut Matoari Edop atau berarti matahari terbit yang melambangkan kehidupan baru. Untuk yang menghadap ke timur disebut dengan Matoari Mati yang berarti matahari terbenam atau melambangkan akhir dari kehidupan. Baca juga Mengenal Rumah Kajang Lako, Rumah Adat JambiItu dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari pada rumah tangga seperti mencuci pakaian, atau perabot dapur. Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas berjenjang. Di mana hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan hajat kenduri atau pertemuan keluarga. Ketika tuan rumah menerima tamu biasa cukup di teras atu jenjang kedua. Keseluruhan bengkilas berjumlah lima, di mana mulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah. Provinsi yang beribukota Palembang ini juga kaya akan sumber daya alam, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Sumatera Selatan juga jadi destinasi wisata menarik di Pulau Sumatera dengan tujuan Sungai Musi, Jembatan Ampera, Kota Pagaralam, dan Pulau Kemaro sebagai beberapa daya tarik utama. Selain itu, bentuk kesenian dan pakaian adat juga masih dipertahankan. Dan, rumah adat Sumatera Selatan juga menjadi kebanggaan. Bicara soal rumah adat Sumatera Selatan. Berikut ini, ada beberapa rumah adat Sumatera Selatan. Penasaran? Yuk simak ulasan berikut ini! Rumah Tradisional Suku Pasemah1. Rumah Adat Sumatera Selatan Tatahan2. Rumah Adat Sumatera Selatan Kalipan3. Rumah Adat Sumatera Selatan KingkingRumah Tradisional Suku Palembang1. Rumah Adat Sumatera Selatan Limas2. Rumah Adat Sumatera Selatan Rakit3. Rumah Adat Sumatera Selatan Cara Gudang Rumah Tradisional Suku Pasemah Rumah adat atau tradisional dari suku Pasemah ini terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya sebagai berikut ini 1. Rumah Adat Sumatera Selatan Tatahan Kenapa kok, bisa dinamakan dengan rumah adat Tatahan? Karena, pada rumah adat Sumatera Selatan Tatahan ini ada banyak sekali ukiran atau pahatan. Dalam bahasa Sumatera Selatan, proses ini disebut ditatah. Rumah panggung ini dilengkapi tiang-tiang penyangga setinggi 1,5 meter. Rumah Tatahan terbuat dari kayu, yaitu kayu tembesu atau kayu kelat dengan tingkat keawetan tinggi. Rumah Tatahan memiliki 2 ruangan. Berbeda dari rumah-rumah lainnya. Bagian depan dipakai buat memasak dan meletakkan tungku beralaskan tanah. Ruangan berikutnya dipakai buat melakukan aktivitas sehari-hari. Saat malam hari ruangan ini juga dipakai buat tidur. Kalo pemilik rumah sedang mengadakan acara, maka ruangan ini dipakai buat menyambut para tamu. 2. Rumah Adat Sumatera Selatan Kalipan Rumah adat Sumatera Selatan Kalipan ini memiliki ukiran, tapi bagian dindingnya dihaluskan dengan ketam dan sugu. Rumah adat Kalipan ini, berbentuk panggung dengan tiang-ting peyangga setinggi 1,5 meter. Bedanya rumah adat Kalipan dengan rumah adat lainnya yaitu tiang-tiang tersebut, gak ditancapkan kedalam tanah tapi diletakkan diatas tanah. Tiang penyangga di rumah adat Kalipan ini disebut juga dengan Tiang Duduk. Rumah adat Sumatera Selatan Kalipan terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang depan dan ruang tengah. Fungsi kedua ruangan yang ada di rumah adat Kalipan ini memiliki fungsi yang sama dengan rumah adat Tatahan. 3. Rumah Adat Sumatera Selatan Kingking Rumah Kingking memiliki persamaan dengan Rumah Kilapan, yaitu rumah panggung yang menggunakan Tiang Duduk. Bentuk Rumah Kingking seperti bujur sangkar. Bagian atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dua atau disebut sebagai Gelumpai. Seperti pada Rumah Tatahan dan Rumah Kilapan, Rumah Kingking juga terdiri dari 2 ruangan. Ruang depan dan ruang tengah, yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan kedua rumah Suku Pasemah sebelumnya. Rumah Tradisional Suku Palembang Pada masa lalu, Palembang merupakan wilayah yang dikelilingi oleh rawa-rawa dan juga sungai. Maka dari itulah, rumah adat yang ada di Palembang ini dibangun dengan gaya arsitektur rumah panggung. Rumah adat suku Palembang ini terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu 1. Rumah Adat Sumatera Selatan Limas Rumah adat Limas ini adalah bangunan tradisional yang dianggap mewakili rumah adat dari Sumatera Selatan. Nama Rumah Limas sendiri berasal dari dua kata, yaitu “lima” dan “emas”. Atau, Rumah Limas juga sering disebut sebagai Rumah Bari yang artinya “Rumah Tua”. Ciri utama dari rumah adat Limas, yaitu memiliki tiang penyangga dengan ketinggian sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Setiap Rumah Limas mempunyai undakan kekijing yang terdiri dari dua sampai empat kekijing. Ada lima ruangan didalam Rumah Limas yaitu Pagar Tenggulung, Jogan, Kekijing Ketiga, Kekijing Keempat, dan Gegajah. Khusus di Palembang, Rumah Limas di masa lalu menjadi penanda status sosial yang tinggi dari pemiliknya. 2. Rumah Adat Sumatera Selatan Rakit Rumah Rakit dibangun terapung diatas sebuah rakit. Rakit disusun dari balok kayu dan potongan bambu. Pada bagian ujung-ujungnya dipasang tiang-tiang yang diikat ke tonggak. Supaya kokoh, tonggak ini ditancapkan ke tebing sungai. Di masa lalu saat belum dikenal paku, digunakanlah tali rotan buat menyatukan tiang ke tonggak. Bagian atapnya juga berbeda, Rumah Rakit terdiri dari 2 bidang yang dinamakan atap Kajang. Rumah Rakit cuma terbagi jadi 2 ruangan dan 2 pintu. Pertama yaitu pintu yang menghadap ke tepi sungai, dan pintu kedua menghadap ke tengah sungai. Rumah Rakit juga memiliki 2 buah jendela, biasanya ditempatkan di bagian kiri dan kanan rumah. Tapi, ada juga pemilik yang membuat jendela sejajar dengan pintu. Karena dibangun di atas rakit, maka pada bagian depan rumah ada jembatan buat menghubungkan Rumah Rakit dengan daratan. Untuk berkunjung ke rumah tetangga sekitar, mereka menggunakan perahu. 3. Rumah Adat Sumatera Selatan Cara Gudang Kenapa rumah ini dinamakan Cara Gudang? Karena, bentuknya memanjang seperti gudang. Atap rumahnya juga berbentuk limas, tapi bedanya dari rumah adat Limas yaitu rumah adat Cara Gudang ini gak memiliki Kekijing. Seperti rumah panggung lainnya, rumah adat Cara Gudang ini juga dilengkapi dengan tiang-tiang peyangga yang tingginya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Bahan yang digunakan untuk membuat rumah adat Sumatera Selatan Cara Gudang ini yaitu kayu berkualitas yang disusun dengan baik. Biasanya, masyarakat sekitar membuat rumah Cara Gudang ini memakai kayu unglen, tembesu, atau petanang. Bagian-bagian dari rumah adat Cara Gudang ini, sama dengan rumah adat Limas yaitu bagian depan, tengah, dan belakang dengan fungsi yang hampir sama. Itulah pembahasan lengkap mengenai Rumah Adat Sumatera Selatan beserta gambarnya diatas. Gimana? Mudah dipahami kan? Oiya, kalo ada kekurangan atau pertanyaan lainnya, langsung tulis aja dikolom komentar dibawah ini yak. Semoga bisa membantu dan bermanfaat. 😀 Originally posted 2021-02-28 215216. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 123601 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d83184b9bf8b963 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Rumah Adat Sumatera Selatan – Sriwijaya adalah kerajaan yang pernah berjaya di Sumatera Selatan. Provinsi yang beribukota Palembang ini juga kaya akan sumber daya alam, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Selain itu, Sumatera Selatan juga menjadi destinasi wisata menarik di Pulau Sumatera dengan tujuan Sungai Musi, Jembatan Ampera, Kota Pagaralam, dan Pulau Kemaro sebagai beberapa daya tarik utama. Mayoritas penduduk di Sumatera Selatan merupakan etnis Melayu. Selain itu, juga bermukin kaum pendatang dari berbagai etnis, meliputi Suku Sunda, Jawa, Komering, Tionghoa, Minangkabau, Batak, dan lain-lain. Masyarakat Sumatera Selatan masih memegang teguh beberapa warisan tradisi hingga kini. Hal ini bisa dilihat dari kuliner khas mereka yang begitu populer, seperti pempek, tekwan, pindang patin, dan lain-lain. Bentuk kesenian dan pakaian adat juga masih dipertahankan. Selain itu, rumah adat Sumatera Selatan juga menjadi kebanggaan. Ciri Khas Rumah Adat Sumatera SelatanRumah Adat Suku Palembang1. Rumah Limas2. Rumah Cara Gudang3. Rumah RakitRumah Tradisional Suku Pasemah1. Rumah Tatahan2. Rumah Kilapan3. Rumah Kingking Ciri dan karakteristik paling mudah dilihat adalah bentuk atapnya berupa limas. Rumah tradisional Sumatera Selatan berbentuk rumah panggung, hampir sama seperti semua rumah adat di Pulau Sumatera. Desain arsitektur ini menyesuaikan dengan kondisi geografis Pulau Sumatera yang beberapa kawasannya merupakan jalur gempa. Secara garis besar, rumah adat Sumatera Selatan terbagi 2 jenis, yaitu rumah adat Suku Palembang dan rumah adat Suku Pasemah. Lalu, apa beda keduanya? Rumah Adat Suku Palembang Sesuai dengan namanya, rumah adat ini banyak ditemukan di kota Palembang. Di masa lalu, Palembang adalah wilayah yang dikelilingi rawa-rawa dan sungai. Karena itu, rumah adatnya dibangun dengan gaya arsitektur rumah panggung. Ada beberapa jenis rumah di Palembang, antara lain 1. Rumah Limas Rumah Limas adalah bangunan tradisional yang dianggap mewakili rumah adat Sumatera Selatan. Maksud nama”limas” ialah singkatan kata dari “lima” dan “emas”. Rumah Limas juga sering disebut sebagai Rumah Bari yang berarti rumah tua. Selain banyak dibangun di Palembang, rumah ini juga bisa ditemukan di Baturaja. Lantai Rumah Limas dibuat berundak yang disebut dengan Kekijing. Rumah Limas pada umumnya memiliki 2 hingga 4 Kekijing. Untuk menyangga rumah digunakan beberapa tiang yang tingginya antara 1,5 hingga 2 meter dari permukaan tanah. Rumah adat ini terbagi menjadi 3 bagian. Ruang bagian depannya disebut sebagai beranda. Pada bagian beranda terdapat 2 tangga sebagai jalan masuk ke rumah. Ada keunikan pada bagian ini, yaitu disediakan genting berisi air lengkap dengan gayungnya. Fungsinya adalah untuk mencuci kaki dan tangan sebelum masuk ke rumah. Beranda digunakan sebagai tempat bersantai bagi seluruh anggota keluarga. Di bagian tengah rumah terdapat beberapa Kekijing. Setiap Kekijing dilengkapi jendela sebanyak 2 buah yang terletak di kanan dan kiri. Pada bagian Kekijing terakhir terdapat sekat yang terbuat dari lemari dinding. Sementara itu, ruang bagian belakang digunakan untuk dapur. Dapur di Rumah Limas terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama digunakan untuk menyiapkan bahan masakan. Bagian yang kedua adalah ruangan untuk mengolah bahan masakan. Dan ruangan yang ketiga digunakan untuk membersihkan peralatan masak. Khusus di Palembang, Rumah Limas di masa lalu menjadi penanda status sosial yang tinggi dari pemiliknya. 2. Rumah Cara Gudang Rumah ini dinamakan Cara Gudang karena bentuknya memanjang seperti gudang. Atap rumahnya juga berbentuk limas, namun bedanya dari Rumah Limas adalah Rumah Cara Gudang tidak memiliki Kekijing. Seperti pada rumah panggung lainnya, Rumah Cara Gudang juga dilengkapi tiang-tiang penyangga yang ingginya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Google Images Bahan yang digunakan untuk membuat rumah tradisional Sumatera Selatan ini adalah kayu berkualitas yang disusun dengan baik. Masyarakat sekitar biasanya menggunakan kayu unglen, tembesu, atau petanang. Bagian-bagian dari rumah ini sama dengan Rumah Limas, yaitu bagian depan, tengah dan belakang dengan fungsi yang hampir sama. 3. Rumah Rakit Rumah adat yang ketiga dari Palembang ini berbeda dengan kedua rumah sebelumnya. Rumah Rakit dibangun terapung di atas sebuah rakit. Rakit disusun dari balok kayu dan potongan bambu. Pada bagian ujung-ujungnya dipasang tiang-tiang yang diikat ke tonggak. Agar kokoh, tonggak ini ditancapkan ke tebing sungai. Di masa lalu saat belum dikenal paku digunakanlah tali rotan untuk menyatukan tiang ke tonggak. Bagian atapnya juga berbeda, Rumah Rakit terdiri dari 2 bidang yang dinamakan atap Kajang. Rumah Rakit hanya terbagi menjadi 2 ruangan dan hanya 2 pintu, pertama adalah pintu yang menghadap ke tepi sungai, serta pintu kedua menghadap ke tengah sungai. Rumah Rakit juga memiliki 2 buah jendela. Biasanya ditempatkan di bagian kiri dan kanan rumah. Tapi ada juga pemilik yang membuat jendela sejajar dengan pintu. Karena dibangun di atas rakit, maka pada bagian depan rumah terdapat jembatan untuk menghubungkan Rumah Rakit dengan daratan. Untuk berkunjung ke rumah tetangga sekitar, mereka menggunakan perahu. Rumah Tradisional Suku Pasemah Masyarakat Suku Pasemah umumnya bermukim di daerah pegunungan dan dataran tinggi. Lokasi tempat tinggal mereka sangat berpengaruh pada gaya arsitektur rumah adatnya. Suku yang juga disebut sebagai Suku Semidang ini memiliki 3 jenis rumah adat yang berbeda, yaitu 1. Rumah Tatahan Bernama Rumah Tatahan karena pada rumah tradisional ini terdapat banyak ukiran atau pahatan. Dalam bahasa Sumatera Selatan, proses ini disebut ditatah. Rumah panggung ini dilengkapi tiang-tiang penyangga setinggi 1,5 meter. Rumah Tatahan terbuat dari kayu, yaitu kayu tembesu atau kayu kelat dengan tingkat keawetan tinggi. Rumah Tatahan memiliki 2 ruangan. Berbeda dari rumah-rumah lainnya, bagian depan digunakan untuk memasak serta meletakkan tungku beralaskan tanah. Ruangan berikutnya digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Saat malam hari ruangan ini juga digunakan untuk tidur. Jika pemilik rumah sedang mengadakan acara, maka ruangan ini digunakan untuk menyambut para tamu. 2. Rumah Kilapan Rumah adat yang kedua ini tidak memiliki ukiran, namun bagian dindingnya dihaluskan dengan ketam atau sugu. Rumah Kilapan berbentuk panggung dengan tiang-tiang penyangga setinggi 1,5 meter. Pembeda Rumah Kilapan dengan rumah adat lain adalah tiang-tiang ini tidak ditancapkan ke dalam tanah, melainkan diletakkan di atas tanah. Tiang penyangga di Rumah Kilapan disebut denagn Tiang Duduk. Rumah Kilapan terdiri dari 2 ruangan, yaitu tuang depan dan ruang tengah. Fungsinya hampir sama dengan Rumah Tatahan. 3. Rumah Kingking Rumah Kingking memiliki persamaan dengan Rumah Kilapan, yaitu rumah panggung yang menggunakan Tiang Duduk. Bentuk Rumah Kingking seperti bujur sangkar. Bagian atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dua atau disebut sebagai Gelumpai. wikimedia Seperti pada Rumah Tatahan dan Rumah Kilapan, Rumah Kingking juga terdiri dari 2 ruangan. Ruang depan dan ruang tengah memiliki fungsi yang hampir sama dengan kedua rumah Suku Pasemah sebelumnya. – Secara geografis Sumatera Selatan berbatasan dengan beberapa wilayah seperti provinsi Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, dan Bengkulu. Provinsi yang berada di bagian selatan Pulau Sumatera ini beribukota di Palembang dan terkenal dengan Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Provinsi ini memiliki kekayaan seni budaya yang cukup beragam, salah satunya adalah tarian tradisional Gending Sriwijaya yang ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu penting. Selain itu juga ada Tari Tanggai, Tari Tenun Songket, Tari Rodat Cempako, Tari Madik atau Nindai, Dul Muluk, dll yang memiliki makna tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Bukan hanya tarian tradisional saja, Sumatera Selatan juga memiliki jenis rumah adat yang unik dan dikenal sebagai Rumah Limas. Sesuai dengan namanya, rumah adat ini berbentuk limas dengan bangunan bertingkat. Tingkat-tingkat pada rumah adat ini sering disebut dengan istilah bengkalis dimana setiap tingkatannya memiliki makna filosofi tersendiri. Daftar Lengkap Rumah Adat Sumatera Selatan Beserta Penjelasan Uniknya1. Rumah Limas2. Rumah Cara Gudang3. Rumah Rakit4. Rumah Tatahan5. Rumah Kilapan6. Rumah Ulu Berikut daftar lengkap rumah adat Sumatera Selatan beserta keunikannya 1. Rumah Limas Rumah Limas memiliki ukuran yang cukup luas karena sering digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan upacara adat. Penggunaan material kayu dalam pembangunan rumah Limas sangatlah dominan. Pada bagian lantai, dinding, dan pintu biasanya menggunakan kayu tembesu, sementara pada tiangnya menggunakan kayu unglen yang dikenal awet dan tahan air. Sedangkan bagian rangka rumah menggunakan bahan kayu seru yang dalam kebudayaan masyarakat setempat tidak boleh diinjak atau dilangkahi. Photo by Bentuk rumah panggung yang khas pada Rumah Limas dilengkapi dengan tiang-tiang yang terpancang di dalam tanah. Hal ini disesuaikan dengan kondisi wilayahnya yang berada di daerah perairan. Rumah Limas juga sangat identik dengan nilai-nilai adat dan tradisi masyarakat Sumatera Selatan, salah satunya bisa terlihat dari pembagian tingkatan dan ruangan pada rumah ini yang dikenal dengan istilah kekijing. Hal ini juga menjadi lambang dari jenjang kehidupan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, mulai dari usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, dan martabat dimana setiap tingkatnya memiliki detail yang berbeda. Seperti pada penjelasan berikut ini Tingkat pertama atau pagar tenggulung, yaitu sebuah ruangan tanpa dinding pembatas seperti beranda. Suasana di ruangan ini lebih santai dan biasa digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu dalam upacara adat. Ruangan kedua atau jogan, yaitu sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk berkumpulnya kaum pria. Ruangan ketiga atau kekijing ketiga dengan posisi lantai yang lebih tinggi dan memiliki sekat sebagai pembatas. Ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu dalam acara adat atau hajatan, terutama untuk kerabat yang berusia paruh baya. Ruangan keempat atau kekijing keempat dengan posisi lantai yang lebih tinggi lagi. Biasanya digunakan untuk menerima tamu dengan hubungan kekerabatan yang lebih dekat, tamu undangan yang lebih tua, dapunto ataupun datuk. Ruangan kelima atau gegajah dengan ukuran ruangan paling luas dan dianggap sebagai ruangan yang paling istimewa. Di dalamnya terdapat ruang pangkeng, amben tetuo, dan amben keluarga. Biasanya ruangan ini digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu kehormatan dan sebagai pelaminan pengantin dalam acara pernikahan. Rumah Limas juga dilengkapi dengan hiasan atau ornamen ukiran yang memiliki makna filosofi tersendiri, seperti ukiran dengan motif simbar atau tanduk pada bagian atas atap. Simbar dengan hiasan melati yang menjadi simbol mahkota diartikan sebagai lambang keagungan dan kerukunan. Desain atap dengan ornamen simbar dipercaya bukan hanya sebagai hiasan dekorasi saja tetapi juga sebagai penangkal petir. Adapun simbar untuk masing-masing rumah memiliki jumlah yang berbeda. Dua simbar merupakan simbol Adam dan Hawa, tiga simbar menyimbolkan matahari, bulan, dan bintang. Tiga simbar menyimbolkan sahabat nabi, sementara lima simbar menjadi simbol rukun Islam. 2. Rumah Cara Gudang Yaitu sebuah rumah panggung dengan ketinggian tiang 2 meter dengan bentuk rumah memanjang seperti gudang. Berbeda dengan Rumah Limas, lantai rumah adat ini tidak bertingkat. Sementara pembagian ruangannya terbagi menjadi 3, yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. 3. Rumah Rakit Photo by kotapalembang Yaitu sebuah rumah tempat tinggal yang berada di atas rakit. Rumah ini dibuat dari material balok kayu dan bambu. Keempat sudut rumah dipasangi tiang yang diikat dengan tali rotan pada tonggak yang menancap di tebing sungai. Hal ini dimaksudkan agar rumah apung tersebut tidak berpindah tempat. 4. Rumah Tatahan Yaitu sebuah rumah adat yang dilengkapi dengan banyak hiasan ukiran atau tatahan. Rumah ini berbentuk bujur sangkar dengan dua ruang utama di dalamnya, yaitu ruang depan dan ruang tengah. 5. Rumah Kilapan Photo by Yaitu rumah adat di Sumatera Selatan yang dindingnya tidak dilengkapi dengan ormanen ukiran melainkan hanya dihaluskan dengan ketam. Rumah ini berbentuk rumah panggung dengan ketinggian 1,5 meter namun pada tiangnya tidak ditanam di dalam tanah seperti pada Rumah Limas. 6. Rumah Ulu Photo by pesonasriwijaya Yaitu rumah tradisional masyarakat hulu Sungai Musi yang berada di kawasan Sungai Musi, Sumatera Selatan. Rumah adat ini juga terbuat dari material kayu, dimana pada bagian bawahnya ditopang menggunakan batang pohon unglen. Rumah Ulu bukan hanya awet tetapi juga tahan gempa. Tiang rumah yang diletakkan di atas tumpukan batu bisa berfungsi menyerupai roda sehingga ketika terjadi gempa, rumah hanya akan bergoyang dan tidak roboh. Dalam proses pembangunannya, rumah adat ini harus mengikuti peraturan yang telah disepakati, salah satunya adalah keharusan membangun Rumah Ulu dengan posisi menghadap ke depan garis aliran air. Tujuannya adalah agar rumah yang dibangun terhindar dari resiko banjir bandang yang bisa datang sewaktu-waktu. Pembangunan Rumah Ulu juga harus mengikuti sistem ulu-ulak. Yaitu ketika lahan yang akan digunakan membangun rumah masih luas dan memiliki rencana membangun rumah ulu berikutnya, maka pembangunan rumah tersebut harus dimulai dari bagian yang paling hulu. Sistem ini bukan hanya sekedar mengatur pembangunan rumah tetapi juga mengatur ruang secara sosial. Dalam sistem ulu-ulak, rumah pada bagian hulu diperuntukkan bagi mereka yang usianya lebih tua dalam garis keturunan keluarga. Demikian seterusnya sampai ke rumah paling hilir yang ditempati oleh keturunan yang usianya paling muda. Sistem ini ternyata juga berlaku pada pembagian ruangan di dalam rumah. Secara umum rumah Ulu terdiri dari tiga bagian, yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Ketiga ruangan tersebut masih dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah garang atau lintut yang difungsikan sebagai tempat untuk bercengkerama di sore hari. Haluan dan kakudan yang digunakan sebagai tempat untuk tempat istirahat. Haluan diperuntukkan bagi kaum laki-laki dan kakudan diperuntukkan bagi kaum perempuan. Selanjutnya ada ruang gedongan atau ambin yang posisi lantainya lebih tinggi dari ruangan lain dan difungsikan sebagai tempat untuk memberikan wejangan kepada anak cucu. Ruangan lainnya adalah dapur yang digunakan untuk memasak makanan. Meskipun keberadaan Rumah Ulu sudah semakin jarang ditemukan, namun rumah adat ini masih bisa ditemukan di halaman belakang Museum Balaputera Dewa yang berada di Kota Palembang. Rumah Ulu di museum ini diambil dari Desa Asamkelat, Kecamatan Pangandonan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan sudah berusia 200 tahun. Baca Nama Rumah Adat Minangkabau Beserta Gambar & Penjelasannya…

rumah tradisional sumatera selatan tts